09 May 2007

Islam Liberal Tentang Khilafah

Posting ini merupakan rekaman diskusi via surat elektronik (email) antara seorang awam (Yusuf Anshar) dengan seorang intelek liberal yang tidak lain adalah Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla.

Salam,

Orang yang masih percaya "negara agama universal", apapun namanya: negara universal Kristen (seperti terjadi di zaman abad pertengahan) atau negara khilafah, sama dengan orang yang masih percaya bahwa bumi itu datar, atau bumi itu dikelilingi matahari.

Sejarah bergerak terus, dan bentuk negara agama (termasuk negara khilafah) sudah menjadi bagian dari masa lampau, dan sebaiknya disimpan di museum saja: enak ditonton, tapi tak usah dihidup-hidupkan lagi. Dinosaurus memang enak ditonton, tetapi kalau dihidupkan lagi pasti akan menakutkan banyak orang.

Jikapun negara khilafah itu didukung oleh argumen agama, maka saya tak peduli. Dalil agama bukan dalil yang harus bertahan permanen. Banyak teks agama yang harus dibatalkan, karena sudah tak masuk akal.

Ulil

Tanggapan Orang Awam

Saya justru tidak habis pikir bila masih ada orang yang menganggap mustahil berdirinya kembali khilafah. Keterlaluan dangkal dan piciknya pandangan mereka. Apakah visi mereka terkena rabun jauh sehingga hanya mampu menjangkau satu abad atau satu generasi atau malah hanya satu dekade ke depan? Atau barangkali ada bagusnya kita bersangka baik --atau buruk?-- bahwa mereka itu sebetulnya hanya berpura-pura menutup dan memicingkan mata; sebagai bentuk ghazwul fikri untuk menghapus cita-cita --atau katakanlah utopia-- khilafah itu dari benak kaum muslimin.

Khilafah bagi kaum muslimin --sekarang ini-- memang merupakan impian indah yang tidak mustahil --bahkan pasti-- terwujud kelak, tapi merupakan mimpi buruk bagi kaum kuffar, zindiq dan munafiq. Segala daya dan kekuatan mereka kerahkan untuk membendung geliat ummat Islam (saya tidak berbicara tentang HT dan saya bukan HT) ke arah itu. Saya kira mereka yang sedikit bervisi tajam, bisa membaca kegelisahan, kekuatiran bahkan mungkin sudah sampai pada tingkat kepanikan mereka menghadapi kemungkinan berulangnya kembali sejarah khilafah.

Konyolnya, si Ulil mengangkat si Dino sebagai tamsil kemustahilan kebangkitan kembali khilafah. Dinosaurus memang sudah musnah dan tinggal fosil. Tapi manusia, muslim militan, mujahid dakwah masih eksis hingga sekarang. Calon khalifah setiap saat bisa lahir dari rahim kaum hawa (ataukah anak-cucu Adam dan Hawa juga telah musnah seperti Dino?). Harap dibedakan tingkatan maknanya antara cita-cita, utopia (khayalan) dan impossible (mustahil).

Cita-cita berarti suatu target yang secara realitas mampu diraih. Seperti seorang anak yang rajin belajar bercita-cita kelak jadi doktor. Utopia berarti suatu keinginan yang secara realitas "nyaris" (99%) tidak mungkin tercapai. Misalnya Indonesia berencana mencaplok Amerika dalam waktu dekat ini. Sedangkan mustahil berarti sesuatu yang memang tidak mungkin terjadi. Contohnya Ulil ingin hidup seribu tahun lagi. Bagaimana dengan khilafah? Khilafah sudah pernah terjadi jadi jelas bisa dan bukan mustahil. Persoalannya tinggallah utopia ataukah cita-cita.

Khilafah adalah utopia bila realitas eksternal dan internal ummat Islam --secara manusiawi-- belum memungkinkan. Dan dia beralih menjadi sebuah cita-cita bila kualitas dan kuantitas keberagamaan dan keduniawian ummat Islam telah mencapai taraf tertentu. Nah, berbicara tentang realitas (situasi dan kondisi), hanya orang dungu yang menyangka realitas tidak bisa berubah secara ekstrim, baik dalam jangka pendek apalagi panjang. Ulil... perbaiki visi kacamatamu! 8-D

Saya jadi teringat dengan ungkapan Albert Einstein ketika --tidak lama setelah Nagasaki dan Hiroshima dilumat bom atom dalam Perang Dunia Kedua-- ditanya: bisakah anda memberi gambaran kira-kira bagaimana kemampuan persenjataan bila terjadi PD III? Dengan mata tajam menerawang dia menjawab: saya tidak mampu menerangkan bagaimana model senjata PD III; tapi agaknya saya bisa membayangkan senjata apa yang dipakai di PD IV. Sedikit heran, si penanya tak sabaran: senjata apa itu? Einstein menjawab dengan ketus dan serius: KAPAK.

Apa maksudnya? Bila PD III benar-benar meletus maka --menurut prediksi Einstein sang arsitek bom atom-- jarum sejarah ummat manusia akan berputar kembali ke zaman batu (sebut saja zaman neo-batu). Infrastruktur teknologi dan peradaban yang dibangun dan dibangga-banggakan sekian lama, hancur tidak bersisa. Sehingga bila terjadi PD IV (mungkin di zaman neo-perunggu) tidak bisa lain, orang bersenjatakan kapak perang. Saya tidak ingin ikut-ikutan berprediksi futuristik bahwa boleh jadi peristiwa Dajjal dipenggal lehernya oleh Nabi Isa (seperti informasi Nabi) terjadi di zaman itu. Saya hanya ingin mengatakan bahwa perubahan realitas secara spektakuler adalah hal yang lumrah dan biasa, bisa terjadi setiap saat. Jangan terpaku dan termangu dengan kebekuan dan kebuntuan masa kini.

Bayangan bakal terjadinya perang dunia ketiga dengan model senjata pemusnah (bukan lagi massal tapi) global merupakan horor yang sangat menakutkan negara-negara "maju" yang justru mereka sendiri yang membuat dan menyimpannya. Lihatlah betapa sinting dan rapuhnya peradaban yang katanya maju ini. Lebih bodoh dan goblok lagi karena mereka pun memandang geliat kebangkitan khilafah sebagai teror yang tidak kalah menakutkannya. Padahal khilafah merupakan institusi kepemimpinan ummat Islam yang berlandaskan dan berpedoman dengan aqidah dan syariat Islam itulah yang akan mengarahkan dunia menuju peradaban yang tidak hanya mengusung HAM (Hak Asasi Manusia) tapi terlebih lagi menjunjung tinggi HAT (Hak Asasi Tuhan).

Sekali lagi, utopia, cita-cita atau realita? Ketiga-tiganya benar pada ruang dan waktunya masing-masing. Tugas kita sekarang adalah berusaha berislam dengan baik sesuai Sunnah Nabi dan Sunnah al-Khulafa' ar-Rasyidun serta orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat agar khilafah berubah dari utopia menjadi cita-cita dan seterusnya menjadi realita. Kemungkinan besar kita tidak ikut menyaksikan terwujudnya khilafah itu, tapi yang penting adalah kita sudah berada dalam barisan panjang jama'ah muslimin yang ikut memimpikan, mewacanakan, mengarahkan, merintis hingga membidani lahirnya khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah di akhir zaman kelak.

Jadi jangan dihiraukan ocehan orang-orang liberal yang tidak percaya dengan janji-janji Tuhan dan tidak mengenal yang namanya militansi perjuangan dalam Islam. Walhasil, apapun yang diomongkan oleh kaum liberal, semua itu hanyalah ekspresi kebencian dan ketakutan mereka terhadap Islam dan khilafah. Biarlah anjing menggonggong kafilah.... eh khilafah pasti berlaku. :-D

Wassalam,
Yusuf Anshar

sumber: pakdenono.com

No comments: